« Home | Tampilkan Berita TI Terkini di Situs Anda! Gratis... » | Ayo Bikin Komunitas Guru TIK Jateng ....! » 

Thursday, January 26, 2006 

Intel Produksi Chip Berteknologi 45 Nanometer

Intel Corp. menyatakan keberhasilannya memproduksi chip pertama yang menggunakan teknologi 45 nanometer, Rabu (25/1). Sebelumnya, teknologi pemrosesan terbaik adalah 65 nanometer. Dengan kemampuan ini, komponen-komponen dalam sebuah chip dapat dibuat semakin efisien, kecil dan banyak.

Chip pertama yang berhasil dibuat adalah jenis memori SRAM statik yang memuat memori sebesar 153 megabit. Chip sebesar ukuran ujung jari ini disusun oleh sekitar satu miliar transistor yang masing-masing hanya selebar 45 nanometer. "Sekitar seperseribu kali lebih kecil daripada sel darah merah," kata Mark Bohr, direktur arsitektur pemrosesan dan integrasi Intel. Rambut manusia saja lebarnya 60 ribu hingga 90 ribu nanometer.

Dengan unit luas yang sama, chip terbaru dapat memuat transistor sebanyak dua kali lipat daripada chip sebelumnya. Dengan ukuran semakin kecil, energi yang dibutuhkan setiap transistor juga semakin rendah. Hal tersebut akan membantu pembuatan produk dan plaftorm baru agar memiliki kinerja lebih baik.

Intel yang menguasai lebih dari 80 persen pasar prosesor komputer akan mulai menggunakan teknologi tersebut untuk produk komersialnya mulai 2007. Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, Kalifornia ini sejak tahun lalu telah memulai produksi chip dengan teknologi 65 nanometer. Teknologi ini merupakan teknologi pemrosesan chip terbaik sekarang.
Pihak Intel sendiri masih menolak menjawab berapa banyak investasi yang disisihkan untuk mengembangkan teknologi proses 45 nanometer. Meskipun demikian, perusahaan tersebut telah mengucurkan dana miliaran dollar setiap tahun untuk penelitian.
Hal tersebut terus dilakukan untuk menjaga kepemimpinannya dalam pembuatan chip prosesor. Advanced Micro Devices (AMD) adalah salah satu rival usaha yang paling besar bagi Intel. Kedua perusahaan berlomba-lomba untuk menghadirkan teknologi produk dan platform terbaru di pasaran.
"Kami telah meraih kepempinan teknologi pemrosesan 45 nanometer dari para pesaing," kata Bohr. Teknologi terbaru ini memperkokoh Hukum Moore, prediksi ekonomi yang dikemukakan pendiri Intel Gordon Moore. Sejak 41 tahun yang lalu, Moore telah memperkirakan bahwa jumlah transistor dalam sebuah chip dan kinerjanya akan berlipat ganda setiap tahun - kemudian direvisi menjadi 18 bulan. Sebaliknya, harga setiap transistor akan mengalami penurunan.
"Segala sesuatu harus dibuat lebih cepat dan membutuhkan energi kecil, itulah tantangannya," kata Bohr. Namun, lanjut Bohr, kami telah melahirkan teknologi-teknologi lanjutan untuk mengatasinya sehingga tetap berjalan sesuai rencana.
Ditanya mengenai batas fisik yang mungkin dibuat dalam sebuah chip, Bohr mengatakan, "Saya pikir hal tersebut akan terus berlanjut dan tidak benar-benar berhenti." Suatu saat mungkin penyesuaian ukuran akan dilakukan dengan teknik khusus yang tidak terbayang sekarang.
Sampai 2009, Intel memproduksi chipnya dengan proses litografi kering. Sedangkan produsen chip lainnya, umumnya telah menggunakan proses litografi basah, di mana pemrosesan pada wafer silikon dilakukan pada air suling. Dengan bantuan proses kimia dan optik itulah, wafer silikon ’diukir’ menjadi deretan komponen elektronika yang membentuk ribuan chip.
Proses litografi basah akan digunakan Intel pada teknologi 32 nanometer pada 2009, bahkan 22 nanometer menggunakan teknik Extreme Ultraviolet Litography (EUV) pada 2011.


Sumber:
Kompas reuters/cnet

About me

  • I'm Abi
  • From
My profile

Archives

Powered by LPMP
and Abimanyu